Minggu, 22 Januari 2012

Akhwat Sejati

 Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya “Abi ceritakan padaku tentang Akhwat sejati.
 Sang ayah pun menoleh kemudia tersenyum, sambil berkata :
 Anakku….
 Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dati kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya
 Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang memesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
 Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berika, tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
 Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering bibirnya bicarakan.
 Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi bagaimana caranya ia berbicara.
 Sang ayah dia sejenak sembari melihat ke arah putrinya.
 Lantas Apalagi Abi? Tanya putrinya lagi.
 Ketahuilah putriku, akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian, tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
 Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
 Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seperapa banya dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa ikhlas dan syukur.

Dan ingatlah…
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul

============================================================
============================================================

Ikhwan Sejati

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya ,” ibu, ceritakan padaku tentang Ikhwan sejati.”
 Sang ibu pun tersenyum lantas menjawab :
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang sekitar.
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.
 Ikhwan sejati bukunlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat ia bekerja, tetapi bagaimana ia dihormati di dalam rumah.
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada di baliknya.
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat ari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbell yang dibebankan, tetapi dari tabahnya ia menghadapi lika-liku kehidupan.
 Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kencangnya membaca AlQuran, tetapi dari konsistennya di menjalankan apa yang ia baca.

  
============================================================
===========================================================

Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku


Rabbanaa aatinaa min ladunka rahmatan wa hayyi’lanaa min amrinaa rasyadan.

Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami. (AL Kahfi:10)
untaian apa lagi yang akan terlontar, seperti berlalu sejenak,dan aku yang semakin jauh
ketika cinta adalah sebuah perjuangan, Kasih sayang dan petunjuk masih terjerat dengan dinding ini,
hmmm…air mata rasanya sudah kering, namun kadang tak jua berhenti mengalir
pagi ini, masih berselimut balutan sarung saat dhuha
Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thoha 25-28)
rasanya begitu lurus lidah ini berkata kuat, namun teramat rapuh saat mengahadapinya
rasanya begitu fasih kita melafazkan kalimat penenteram hati, namun hati sendiri terkadang galau
jadi begitu bodoh ketika bertemu dengan kalimat “CINTA”
Ya Allah, berilah aku cinta-Mu dan cinta orang-orang yangmencintai-Mu, serta segala yang mendekatkanku pada cinta-Mu. Ya Allah, jadikan segala rezeki yang Engkau karuniakan dari apa-apa yang aku sukai, kekuatan bagiku yang dapat aku pergunakan dalam mencintai-Mu. Ya Allah, jangan jadikan apa yang kumiliki itu selalu ada di sekitarku, ambillah ia untuk apa yang Engkau sukai.”
seperti aku mencintai-MU disetiap degupan jantung, dan denyutan nadi
hatiku milik-MU, lidungi hamba-Mu ya Rabb…
Rabbi zidni Ilma warzuqni fahma, amiiin…

========================================================================
 http://mafatihul.wordpress.com/
========================================================================

Bad Time Face


Harapan demi harapan, senang sedih, tawa dan tangis tidak akan pernah hilang dari kehidupan kita, kita semua berjuang demi sebuah harapan, senang saat kita bahagia terhadap apa yang kita raih, sedih jika semua tidak sesuai dengan harapan kita, tapi apakah kita bisa tetap tawadhu disaat rahmat yang ada adalah kebahagiaan atau terus jadi kufur atas semua nikmatNya, sebaliknya saat kita sedih, kita lebih mendekatkan diri kita kedapa Allah SWT, apa lebih membuatNya murka dengan kesombongan kita.
terngiang ucapan syair indah dari seorang ayah, seorang inspirator, sebuat bait indah,
Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan
Bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya
Tetapi, mengapa aku tidak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yg bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh
Nya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja yang melukiskan bahwa itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yg cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, lebih banyak mobil, lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan.
Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika:
“aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku” dan
menolak keputusan Nya yang tak sesuai keinginanku,
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah…
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”
 (WS Rendra)
sajauh mana kita sudah bersyukur, mendekat ketika kita sedih dan penuh masalah & lupa ketika kita tertawa bahagia, bahagia atau sedih semua adalah ujian Allah SWT untuk kita jangan pernah takut untuk bahagia atau sedih sob, dihitungan batas umur kita akan ada banyak tawa dan tangisan tapi masing-masing dari kita akan menemukan cara kita sendiri untuk bersyukur.
“Siapa yang menjaga kehormatan dirinya—dengan tidak meminta kepada manusia dan berambisi untuk beroleh apa yang ada di tangan mereka—Allah l akan menganugerahkan kepadanya iffah (kehormatan diri) Siapa yang merasa cukup, Allah  akan mencukupinya  (sehingga jiwanya kaya/merasa cukup dan dibukakan untuknya pintu-pintu rezeki).  Siapa yang menyabarkan dirinya, Allah akan menjadikannya sabar.  Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.
” (HR. Al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 2421)
“Ya Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku bagaimana mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu-bapakku. Jadikanlah amal perbuatanku sesuai dengan keridhaanMu dan berikanlah kebaikan kepadaku berkelanjutan sampai kepada anak-cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu, dan aku adalah orang yang berserah diri. (Al-Ahkaf: 15).
semoga kita jadi orang yang senantiasa bersyukur dalam segala kondisi kehidupan kita, Amiiin allahumma Amiiin.
Wallahualam

========================================================
 http://mafatihul.wordpress.com/
=====================================================